Kebayang nggak AC yang harganya hingga jutaan rupiah lalu bikin tagihan listrik melonjak, fungsinya untuk mendinginkan suhu kamar bisa digantikan oleh botol bekas. Keereeeen kan. Hal tersebut ternyata memang bisa lho. Indonesia adalah daerah tropis yang iklim dan cuacanya tidak terlalu panas dan tidak juga dingin. Mungkin panas baru akan terasa jika kamu berada di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Kamu pun masih bisa tidur walau tanpa AC atau pun kipas angin, meski mungkin tidak akan nyenyak.
Belum lagi serangan nyamuk yang membabi buta bikin tidur nggak nyaman sama sekali. Dulu mungkin yang digunakan untuk mendinginkan badan adalah kipas yang digerakkan dengan tangan. Namun sekarang kipas seperti itu banyak digunakan oleh pedagang sate, hehe. Bahkan sebagian pedagang sate sudah menggunakan kipas angin untuk menyalakan arang.
Sebagai gantinya ada AC dan kipas angin, tinggal colokin ke sumber listrik kamu sudah bisa merasakan hembusan angin sejuk serasa di pegunungan. Dengan alat tersebut kamu juga bisa bebas dari nyamuk dan tidur jadi lebih nyenyak. Itu di Indonesia, bagaimana dengan negara lain yang kondisi wilayahnya tidak sebaik negara kita?
Misalnya saja Bangladesh yang sering sekali dilanda cuaca panas hingga lebih dari 45 derajat celcius. Suhu sepanas itu tentu saja membuat aktivitas jadi tidak nyaman, bahkan tidur di dalam rumah pun serasa berada di tengah gurun yang panas. Sebagian penduduknya berekonomi rendah sehingga tidak memungkinkan untuk membeli barang elektronik sebagai pendingin ruangan seperti AC dan kipas angin.
Barang-barang tersebut bisa dibilang sangat mewah di beberapa kawasan Bangladesh. Kalau pun ada juga nggak bisa dipasang karena masih belum ada listrik. Miris memang, tapi ya seperti itulah dunia. Ada kota yang menjadi pusat hiruk-pikuk kemewahan, listrik dan air digunakan secara boros. Padahal di tempat lain listrik dan air hanya bisa menjadi mimpi indah yang tak kunjung menjadi kenyataan, salah satunya ya beberapa daerah di Bangladesh itu. Di Indonesia sendiri juga masih banyak yang belum terjamah listrik, namun kondisi lingkungannya tidak sepanas di Bangladesh.
Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah ribuan orang di negara dengan Ibu Kota Dhaka tersebut menyikapi cuaca panas dan tidak adanya listrik. Berbekal botol bekas suhu dalam ruangan bisa diturunkan. Bukan satu dua derajat saja, tapi hingga 10 derajat celcius. Untuk membuat pendingin tersebut kamu hanya membutuhkan beberapa botol bekas dan sebuah papan sebagai bahan utamanya. Potong botol di bagian tengah, kemudian gunakan bagian atasnya untuk kemudian ditancapkan pada papan.
Tentu saja sebelumnya papan yang telah disiapkan diberi lubang sebesar tutup botol. Carak kerja ini mirip dengan mulut manusia, Angin yang masuk ke botol dan keluar melalui tutup botol dihempaskan dengan tekanan yang lebih kuat. Hembusan angin yang bertubi-tubi membuat suhu udara dalam ruangan menurun secara perlahan. Alat tersebut saat ini telah terpasang di lebih dari 25.000 rumah di Bangladesh.
Wuih mantab. Pendingin buatan tanpa listrik dan tentunya lebih ramah lingkungan. Gimana guys, tertarik nggak untuk membuatnya?
Sebagai gantinya ada AC dan kipas angin, tinggal colokin ke sumber listrik kamu sudah bisa merasakan hembusan angin sejuk serasa di pegunungan. Dengan alat tersebut kamu juga bisa bebas dari nyamuk dan tidur jadi lebih nyenyak. Itu di Indonesia, bagaimana dengan negara lain yang kondisi wilayahnya tidak sebaik negara kita?
Misalnya saja Bangladesh yang sering sekali dilanda cuaca panas hingga lebih dari 45 derajat celcius. Suhu sepanas itu tentu saja membuat aktivitas jadi tidak nyaman, bahkan tidur di dalam rumah pun serasa berada di tengah gurun yang panas. Sebagian penduduknya berekonomi rendah sehingga tidak memungkinkan untuk membeli barang elektronik sebagai pendingin ruangan seperti AC dan kipas angin.
Barang-barang tersebut bisa dibilang sangat mewah di beberapa kawasan Bangladesh. Kalau pun ada juga nggak bisa dipasang karena masih belum ada listrik. Miris memang, tapi ya seperti itulah dunia. Ada kota yang menjadi pusat hiruk-pikuk kemewahan, listrik dan air digunakan secara boros. Padahal di tempat lain listrik dan air hanya bisa menjadi mimpi indah yang tak kunjung menjadi kenyataan, salah satunya ya beberapa daerah di Bangladesh itu. Di Indonesia sendiri juga masih banyak yang belum terjamah listrik, namun kondisi lingkungannya tidak sepanas di Bangladesh.
Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah ribuan orang di negara dengan Ibu Kota Dhaka tersebut menyikapi cuaca panas dan tidak adanya listrik. Berbekal botol bekas suhu dalam ruangan bisa diturunkan. Bukan satu dua derajat saja, tapi hingga 10 derajat celcius. Untuk membuat pendingin tersebut kamu hanya membutuhkan beberapa botol bekas dan sebuah papan sebagai bahan utamanya. Potong botol di bagian tengah, kemudian gunakan bagian atasnya untuk kemudian ditancapkan pada papan.
Tentu saja sebelumnya papan yang telah disiapkan diberi lubang sebesar tutup botol. Carak kerja ini mirip dengan mulut manusia, Angin yang masuk ke botol dan keluar melalui tutup botol dihempaskan dengan tekanan yang lebih kuat. Hembusan angin yang bertubi-tubi membuat suhu udara dalam ruangan menurun secara perlahan. Alat tersebut saat ini telah terpasang di lebih dari 25.000 rumah di Bangladesh.
Wuih mantab. Pendingin buatan tanpa listrik dan tentunya lebih ramah lingkungan. Gimana guys, tertarik nggak untuk membuatnya?
EmoticonEmoticon