Pelajar ini malah duduk di atas mejanya. Sang guru pun menegur pelaku. Tak disangka-sangka, bukannya menurut dan duduk dengan semestinya, yang terjadi justru pelajar ini malah melawan. Sang murid ini marah karena tak terima dan menggunakan tangan kanannya memukul bagian muka sang guru hingga menyebabkan tulang hidung sang guru patah. Permasalahan ini pun langsung dilaporkan kepada pihak berwajib.
Kapolres BU, AKBP Andhika Vishnu, SiK melalui Kasat Reakrim, AKP Jufri, SIK tidak menampik aksi penganiayaan murid terhadap gurunya tersebut. Kasat menjelaskan permasalahan ini resmi dilaporkan Jumat (22/7/2016) kemarin ke Polsek setempat. “Tentu ini sangat memprihatinkan dan kita berharap tidak kembali terjadi aksi serupa. Permasalahan ini tengah ditangani Mapolsek Kerkap,” tukasnya.
Kabar terbaru, Siswa SMP yang tonjok hidung gurunya hingga patah ketika ditemui awak media di Mapolsek Kerkap mengaku khilaf dengan kejadian ini. Pria yang sudah tidak naik kelas dua kali ini, yang juga mengaku keluarga dekat Wakil Bupati BU Arie Septia Adinata, SE ini tidak ingin dipenjara, dan meminta agar gurunya yang sudah ia tonjok itu dapat memberikan maaf kepadanya, dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
"Saya menyesal sekali pak, saya tidak mau dipenjara. Saya siap mau diapakan sama ibu guru itu, karena saat saya memukul itu saya tidak sadar. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu Osi, dan saya siap diapakan asal jangan dipenjara," katanya sembari menangis menyesal.
Kapolres BU AKBP Andhika Vishnu, S.Ik melalui Kapolsek Kerkap Ipda Fery Okraviary, S.Ik mengaku awalnya ia akan tetap melanjutkan perkara ini hingga ke pengadilan. Pasalnya, murid yang melakukan tindakan pengniayaan ini, sudah bukan lagi terbilang anak-anak, dan akan mendapatkan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Namun, karena kata sepakat damai sudah dilakukan baik itu diantara kedua belah pihak, dan juga sudah mendatangi Mapolsek ini, maka pihaknya dengan berat hati melepaskan kasus ini untuk diproses. Ia mengimbau, dengan adanya kejadian ini diharapkan tidak kembali terjadi baik itu antara terlapor dengan guru lainnya, maupun terhadap murid lain dengan gurunya.
Di sisi lain, peran orang tua ia harapkan dapt mengawasi dan mengontrol perilaku anak-anak ini agar lebih diperhatikan. "Guru itu harusnya dihargai, karena mereka merupakan orang tua kedua bagi murid. Saya sebenarnya mau ini diproses agar menjadi pelajaran kepada Al, dan murid lainnya yang berani melawan gurunya. Saya harap dengan kejadian ini, peran orang tua dapat mengawasi sikap dan prilaku anaknya, agar anak-anaknya lebih diperhatikan," demikian Kapolsek.
Bu Guru Osi Wulandari Memaafkan dan Jenguk Muridnya Dipenjara
Aksi yang tidak terpuji dilakukan oleh AD, seorang siswa SMP N 3 Kerkap yang menganiaya gurunya sendiri Osi Wulandari, salah satu guru honorer yang mengajar di sekolah tersebut. Osi mengalami patah tulang pada bagian hidungnya akibat dari penganiayaan yang dilakukan oleh salah satu siswanya yang tidak terima ditegur saat duduk di atas meja pada waktu proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Ketua PGRI Bengkulu Utara, Suyanto menyatakan kalau sekarang pihaknya bakal terus mendampingi kasus yang dialami oleh Osi tersebut. “Kita sudah mendapatkan informasi, namun bagaimana kejadian yang sebenarnya kami belum dapat memastikan, hari ini juga kita bersama penggurus PGRI Kabupaten, akan menemui guru honorer dan orang tua siswa tersebut, guna mencari jalan keluarnya,” ucapnya.
Sebagai seorang guru teladan, Osi tak tutup mata dengan siswanya yang sudah membuat hidungnya patah tersebut. Ia turut mengunjungi AD ditahanan Polsek setempat. Dikunjungi gurunya, AD menangis saat bertemu dengan Osi dan meminta maaf serta berjanji untuk tidak melakukan perbuatan tersebut lagi.
Melihat siswanya menangis dengan berucap penuh penyesalan itu, Osi pun akhirnya tak tahan dan memaafkan AD karena telah menyesali perbuatannya dan berjanji untuk tidak melakukan perilaku tak menyenangkan seperti itu lagi.
Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Andhika Vishnu menjelaskan kalau mediasi sudah dilakukan yang berlokasi di Mapolsek Kerkap masih dekat wilayah tersebut. “Mediasi berjalan aman, hingga kesepakataan perdamaian didapat dari kedua belah pihak, siswa yang menjadi pelaku telah mengakui kesalahannya dan bersedia untuk meminta maaf kepada sang guru,” tegasnya.
EmoticonEmoticon