Sabtu, 17 September 2016

Miris!!! Etika Makin Terpuruk, Remaja Banyumas datang ke masjid Cuma Buat berburu Pokemon

Anak muda di dunia tengah digandrungi aplikasi permainan Pokemon Go. Termasuk remaja di wilayah Eks-Karesidenan Banyumas Jawa Tengah.

Di Banyumas, karakter monster virtual ini kerap muncul dan berkeliaran di rumah peribadatan seperti masjid dan gereja. Dari pantauan  di Purwokerto, monster Pokemon banyak ditemui di rumah ibadah.



"Memang rata-rata Poke Stop atau Gym-nya berada di masjid atau gereja. Tapi kalau sampai sana (rumah ibadah), saya enggak berani," ujar pengguna aplikasi Pokemon Go di Purwokerto, Bayu Indra Kusuma.

Salah satu takmir masjid di Purwokerto masih menganggap permainan berbasis GPS yang dibuat John Hanke dan dikembangkan perusahaan Niantic masih dalam batasan normal.
"Saya rasa sepanjang tidak mengganggu aktivitas ibadah, masih normal saja. Dan sebenarnya tak perlu ditanggapi berlebihan," ujar takmir Masjid Al Hidayah Purwokerto, Muhsonudin.
Selama ini di masjidnya belum ada kejadian pemburu Pokemon masuk ke dalam masjid untuk bermain. "Sejauh ini, masih aman-aman saja. Tetapi yang jelas ini kembali lagi kepada individu yang bermain, jika tak berlebihan tidak masalah," ucapnya.

Pendapat berbeda diutarakan Takmir Masjid Agung Darussalam Cilacap yang memasang larangan mencari karakter pokemon di lingkungan masjid. Alasannya, banyak anak muda yang datang ke masjid justru hanya untuk berburu monster Pokemon.

"Kebanyakan anak-anak remaja datang ke sini, bukan untuk salat. Tetapi malah mencari Pokemon. Dan sering mengganggu orang-orang yang sedang melaksanakan salat," kata petugas keamanan Masjid Agung Darussalam Cilacap, Rusbi.

Menurut Rusbi, anak muda yang berburu Pokemon tidak hanya berburu di area parkir atau halaman masjid tapi ke mihrab.

"Takmir sebenarnya tidak melarang orang-orang untuk memainkan game Pokemon Go melalui ponsel. Namun, tidak semestinya melakukan pencarian di masjid," ucapnya.

Takmir Masjid Agung Baitussalam Purwokerto menghindari penggunaan papan larangan. Sekretaris Takmir Masjid Agung Baitussalam Purwokerto, Alimin mengemukakan hingga kini belum ada yang bermain Pokemon Go di sekitar masjid.

Jika ada, dia pun tak ingin adanya tulisan larangan bermain. "Kalau dipasang pengumuman seperti itu, kayaknya kok kita seperti ikut mempromosikan (Pokemon Go) ya. Atau memang mungkin, strategi bisnisnya Pokemon Go seperti itu," katanya.

Dia mengakui tidak mengetahui secara utuh seluk beluk informasi soal permainan berbasis aplikasi tersebut. "Saya baru tahu baca dari koran. Saya sendiri juga tidak tahu pasti cara bermainnya seperti apa," jelasnya.

Meski begitu, ia mengemukakan, jika permainan tersebut mengganggu kekhusyukan ibadah, pastinya akan dilarang. "Kalau misal ke depannya mengganggu peribadatan tentunya akan kami larang. Tetapi, saya melihat ini seperti tren sesaat saja," ujarnya.

Sementara itu, anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Tengah, Hasan Makarim mengaku mendapat keluhan dari para takmir masjid yang merasa terganggu dengan ulah gamers Pokemon Go yang kebanyakan merupakan remaja dan pemuda.

"Terkadang ada orang yang datang ke masjid, tanpa sopan-santun mencari pokemon saat ada umat sedang salat berjamaah. Ini tentu sangat menganggu," katanya.

Hasan mengaku sepandapat dengan sikap kalangan takmir masjid yang melarang permainan Pokemon Go dimainkan di area masjid.

"Seharusnya, pemkab bersikap tegas dengan melakukan pelarangan di area-area tertentu seperti tempat ibadah dan pendidikan untuk bermain game pokemon," katanya.


EmoticonEmoticon